Sertifikasi Halal Alat Kesehatan: Bukan Sekadar Tren, Ini Strategi Lolos Audit untuk Fabrikan & Distributor

Table of Contents

 

Dunia industri kesehatan sedang bergeser. Jika dulu label halal hanya identik dengan makanan, kini Alat Kesehatan (Alkes) menjadi sorotan utama regulasi pemerintah. Berdasarkan PP No. 39 Tahun 2021, penahapan kewajiban halal untuk barang gunaan (termasuk Alkes kelas tertentu) sudah mulai berjalan.

Bagi Anda pemilik pabrik Alkes atau importir, ini adalah pedang bermata dua: Beban Regulasi atau Peluang Pasar?

Sebagai praktisi yang sering mendampingi korporasi, saya melihat tantangan sertifikasi Alkes bukan pada "cara menyembelih" (karena ini benda mati), melainkan pada Kompleksitas Material dan Rantai Pasok.

Ingin konsultasi sertifikasi halal produk halal anda ?

Berikut adalah tips strategis agar produk Alkes Anda lolos audit halal tanpa hambatan:

1. Bedah Material: Waspadai Titik Kritis Hewani

Berbeda dengan keripik singkong yang bahannya jelas, Alkes sering menggunakan bahan komposit yang rumit. Titik kritis haram biasanya tersembunyi di:

  • Gelatin & Kolagen: Sering dipakai pada cangkang kapsul lunak, bone graft, atau benang bedah (catgut). Pastikan sumbernya bukan babi.

  • Enzim & Media Pertumbuhan: Pada produk reagen atau in-vitro diagnostic.

  • Bahan Penolong (Lubricant/Coating): Plastik atau karet pada selang infus/kateter sering menggunakan stearic acid (asam stearat) sebagai pelicin cetakan. Pastikan asam stearat ini bersumber nabati, bukan lemak hewani.

Tips: Mintalah Halal Certificate atau Technical Specification yang menyatakan "Plant Based" atau "Animal Free" dari supplier bahan baku Anda sejak awal.

2. Manajemen Gudang & Kodifikasi (Perspektif Akuntansi)

Di sinilah ilmu akuntansi manajemen berperan penting dalam audit halal. Auditor LPH tidak hanya melihat barang, tapi melihat Sistem Administrasi.

  • Pastikan sistem inventory Anda memiliki kodifikasi yang membedakan bahan halal dan non-halal (jika ada).

  • Terapkan prinsip FIFO (First In First Out) yang ketat untuk mencegah bahan kedaluwarsa atau tercampur.

  • Jika gudang Anda berantakan dan data stok tidak traceable (dapat ditelusuri), kemungkinan besar Anda akan gagal audit.

3. Fasilitas Produksi Bebas Babi (Facility Free from Porcine)

Ini syarat mutlak. Pabrik tempat Alkes diproduksi tidak boleh bergantian dipakai untuk memproduksi produk yang mengandung babi.

  • Jika Anda adalah Importir (bukan produsen), tantangannya lebih berat. Anda harus meminta surat pernyataan (statement letter) dari pabrik di luar negeri bahwa fasilitas mereka dedicated atau bebas dari kontaminasi babi.

4. Perhatikan Kemasan Primer

Sering dilupakan: Produknya halal, tapi kemasannya bermasalah. Plastik pembungkus yang bersentuhan langsung dengan produk juga akan diperiksa. Apakah pelumas mesin cetak plastiknya menggunakan lemak babi? Hal detail seperti ini sering menjadi temuan auditor yang menghambat terbitnya sertifikat.

Kesimpulan: Halal Alkes adalah Keunggulan Kompetitif

Di tengah persaingan tender Rumah Sakit (terutama RS Islam dan RSUD), memiliki Sertifikat Halal adalah nilai plus yang mematikan kompetitor. Ini bukan sekadar kepatuhan, tapi strategi memenangkan pasar Muslim terbesar di dunia.

Jangan biarkan kerumitan dokumen kimiawi menghambat bisnis Anda.

Bingung menelusuri dokumen bahan kimia Alkes? Serahkan pada ahlinya. Tim PT. Halal Legal Indonesia memiliki pengalaman membedah dokumen teknis dan mendampingi audit industri manufaktur.

Ingin konsultasi sertifikasi halal produk halal anda ?